Adat Betawi Pengantin Wanita

Adat Betawi Pengantin Wanita

Asal Usul Pakaian Adat DKI Jakarta

Foto: Baju Demang Pakaian Adat Betawi (Orami Photo Stocks)

DKI Jakarta sebagai Ibu Kota Republik Indonesia memiliki ragam pakaian adatnya yang unik.

Biasanya, di hari ulang tahun Jakarta pakaian adat Betawi pun akan ikut ditampilkan.

Presenter televisi hingga petugas pelayanan umum juga akan menggunakan pakaian adat Betawi untuk merayakan ulang tahun tahun Ibu Kota.

Pakaian adat itu sendiri adalah ciri setiap daerah yang mempertunjukan model, warna, hiasan, dan motif yang berbeda-beda.

Percampuran budaya asli dan budaya asing, seperti India, Arab, dan Cina telah memberi warna tersendiri pada pakaian adat Betawi.

Suku Betawi adalah masyarakat lokal yang merupakan keturunan asli penduduk Kota Batavia.

Awalnya, DKI Jakarta dikenal dengan sebutan Kota Batavia saat masa penjajahan Belanda.

Nama Betawi berasal dari kata Batavia, lalu berubah menjadi Batawi, dan kemudian Betawi.

Saat ini, suku Betawi banyak tinggal di area Jabodetabek dan sekitarnya.

Apakah Moms termasuk salah satu suku Betawi asli?

Baca Juga: 35 Wisata Jakarta, Terpopuler dan Cocok untuk Keluarga

Belanja di App banyak untungnya:

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Pakaian pengantin Betawi adalah busana pengantin beserta tata cara mengenakan baju adat yang berasal dari DKI Jakarta.[1] Pakaian adat Betawi yang dikenakan para pengantin merupakan hasil perpaduan antara budaya Tionghoa, Arab, dan Barat. Oleh karena itu, pakaian pengantin ini memiliki nama yang unik, yaitu Dandanan Care Haji bagi pakaian pengantin pria Betawi dan Dandanan Care None Pengantin Cine untuk pengantin wanita Betawi.[2]

Bagian ini memerlukan

. Anda dapat membantu dengan

Pakaian Dandanan Care Haji yang dipakai pengantin laki-laki ketika pernikahan meliputi jubah berwarna cerah dan tutup kepala yang disebut sorban atau topi alpie. Sorban tersebut berwarna emas dengan manik-manik cerah.[3] Dandanan Care Haji merupakan pakaian pengantin tradisional pria khas Betawi, Jakarta. Pakaian ini digunakan oleh calon pengantin laki-laki yang terdiri dari:[4]

Dandanan Care None Pengantin Cine terdiri atas blus cerah dari bahan satin, bawahan rok berwarna gelap (Kun), serta sebagai pelengkap, di bagian kepala mereka menggunakan kembang goyang bermotif burung hong dengan sanggul palsu dilengkapi cadar di wajah. Dandanan Care None Pengantin Cine merupakan pakaian pengantin tradisional wanita khas Betawi, Jakarta. Pakaian ini digunakan oleh calon pengantin perempuan yang terdiri dari: [5]

Pernahkah Moms mendengar tentang keunikan pakaian adat Betawi? Jika belum mengetahuinya cari tahu di bawah ini, yuk Moms!

Meski Jakarta telah mengalami banyak perubahan seiring perkembangan zaman, akar budaya Betawi tetap kokoh dan terpelihara dengan baik.

Salah satu bukti nyatanya adalah keberlanjutan tradisi mengenakan pakaian adat Betawi, yang masih sering terlihat dalam berbagai acara penting, baik di kalangan pekerja pemerintah maupun pelajar di Jakarta.

Penasaran untuk mengetahui lebih dalam tentang kekayaan budaya ini? Yuk, jelajahi lebih lanjut keunikan pakaian adat Betawi yang penuh dengan sejarah dan makna di artikel ini!

Baca Juga: 10 Budaya Jakarta yang Wajib Diperkenalkan pada Anak

Ragam Keunikan Pakaian Adat Betawi

Mengutip artikel dari Unit Pengelola Kawasan Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan, pakaian adat Betawi dibagi menjadi 3 macam.

Hal tersebut biasanya berupa baju yang dipakai sehari-hari, pakaian resmi, hingga khusus pengantin.

Berikut beberapa jenis pakaian adat Betawi dan keunikannya yang patut diketahui, mengutip berbagai sumber:

Foto: Kebaya Encim Pakaian Adat Betawi (Bisniswisata.co.id)

Pakaian adat Betawi yang mungkin sudah tidak asing lagi bagi Moms, yaitu kebaya Kerancang.

Pakaian yang sering disebut kebaya encim ini adalah salah satu pakaian adat Betawi yang hingga kini masih digemari untuk dipakai wanita.

Umumnya, kebaya encim akan dikenakan oleh perempuan setengah baya, perempuan muda, gadis remaja, atau remaja muda.

Menurut sejarahnya, kebaya ini dibuat dengan kombinasi bahan lace atau brokat buatan Eropa yang ditutup dengan bordiran.

Karena alasan tersebut, baju ini tampak seperti langsung dibordir.

Ada banyak variasi bordiran dan berlubang banyak yang disebut "kerancang".

Selain itu, dahulu, kebaya ini juga sering digunakan oleh masyarakat Tionghoa yang ada di Indonesia.

Pada waktu itu, pakaian ini hanya digunakan oleh orang-orang dengan ekonomi berada.

Baca Juga: 7 Nama Alat Musik Betawi, Salah Satunya Gambang dan Kromong!

Namun, seiring dengan perkembangan zaman, kebaya encim mulai dipakai juga oleh masyarakat pribumi hingga akhirnya menjadi baju tradisional khas daerah Betawi.

Kebaya ini juga merupakan hasil akulturasi tiga budaya, yakni Tionghoa, Jawa, dan Arab.

Hal ini dapat dilihat dari motif bunga serta motif burung phoenix yang berasal dari Tionghoa.

Kebaya kerancang aslinya agak pendek meruncing di bagian muka kebaya, antara 12 sampai 30 cm dari dasar.

Lazimnya disebut kebaya sonday. Bagian bawah lengan kebaya melebar atau lingkarannya 20 cm sampai 35 cm, yang disebut tangan kebaya model goeng.

Sekarang, model lengan goeng yang sudah lampau itu kini kembali digemari dan diminati banyak kalangan.

Saat ini, Kebaya Kerancang Betawi juga sedang berkembang dan mulai dimodifikasi atau dibuat menjadi lebih modern.

Hal ini dengan menggunakan bahan-bahan organdi, silk, brokat, sutra alam, dan lain-lain.

Oleh remaja putri, kebaya ini dipakai dengan rok atau celana panjang, tidak dengan kain sarung seperti lazimnya.

Pakaian adat Betawi ini biasanya dikombinasikan dengan kain batik sebagai bawahannya.

Serta, tatanan rambut konde cepol dan sandal selop untuk menyempurnakannya.

Jika wanita Betawi umumnya menggunakan kebaya encim, maka untuk laki-lakinya menggunakan Baju...

Belanja di App banyak untungnya:

Hasil Pencarian Kebaya Pengantin Adat Jawa

Maaf, barangnya tidak ketemu

Coba cek lagi kata pencarianmu.